Kegiatan Belajar 1
KINEMATIKA RELATIVITAS
1.1. Postulat Relativitas Khusus
Sepeda motor Rosi bergerak dengan kecepatan
250 km/jam. Kaki anak itu selalu
bergerak. Apa sebenarnya gerak itu ? Kapan suatu benda dikatakan bergerak ? Sesuatu benda dikatakan bergerak, jika
kedudukan benda itu berubah relatif terhadap waktu. Penumpang bergerak relatif terhadap kapal
udara, kapal bergerak relatif terhadap bumi, bumi bergerak relatif terhadap
matahari dan sebagainya. Untuk
menyatakan suatu benda bergerak selalu menyangkut kerangka khusus sebagai
acuan.
Jika kita berada di dalam
laboratorium tertutup, kitaa tidak dapat menentukan apakah laboratorium
bergerak dengan kecepatan tetap atau diam, karena tanpa kerangka eksternal
konsep gerak tidak mempunyai arti. Kita
tak dapat mendapatkan kerangka universal yang meliputi seluruh ruang, hal ini
berarti tidak ada gerak absolut.
Berdasarkan hasil analisis
konsekuensi fisis yang tersirat ketiadaan kerangka acuan universal, maka
muncullah teori relativitas yang dikembangkan oleh Albert Einstein tahun 1905 yang pada dasarnya mempersoalkan” kerangka
acuan universal ”yang merupakan kerangka acuan yang bergerak dengan
kecepatan tetap terhadap kerangka acuan lainnya. Teori relativitas khusus bersandar pada 2
postulat yaitu:
- Prinsip
relativitas sama dalam semua
kerangka acuan yang bergerak menyatakan baahwa ”hukum fisika ” dapat
dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk sama dalam semua kerangka acuan
yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap lainnya.
- Kelajuan
cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak bergantung
dari keadaan gerak pengamat itu.
1.2. Pemuaian Waktu
Pemuaian waktu adalah selang
waktu diamati oleh pengamat diam dan berbeda dengan pengamat yang
bergerak. Perbedaan pengamatan waktu ini
disebut pemuaian waktu. Contoh dua
pengamat mengamati selang waktu dari dua kejadian kedipan cahaya. Secara matematika proses pemuaian waktu
dirumuskan
atau (1.1)
Karena kuantitas selalu lebih kecil
dari 1 untuk benda yang bergerak t selalu lebih besar dari to. Lonceng yang bergerak dalam roket
kelihatannya berdetik lebih lambat dari lonceng yang diam di bumi untuk
pengamat yang ada di bumi
Keterangan:
selang waktu pada lonceng
dalam keadaan gerak relatif terhadap pengamat
selang waktu pada
lonceng yang diam relatif terhadap pengamat
kelajuan gerak
relative
kelajuan cahaya (3 x 108m/s)
Analisis yang sama untuk pengukuran
lonceng di bumi oleh pengamat dalam roket.
Untuk pengamat itu pulsa cahaya di bumi menempuh lintasan zigzag yang memerlukan waktu total t
untuk pulang pergi, sedangkan lonceng
yang diam dalam roket berdetik dalam selang waktu to. Ia juga memperoleh waktu sebesar :
Sehingga efeknya timbale balik.
Setiap pengamat mendapatkan bahwa lonceng yang bergerak relatif
terhadapnya bertdetik lebih lambat terhadap lonceng yang diam.
1.3.
Paradoks Kembar
Paradoks ini
berkaitan dengan dua lonceng yang
identik, yang satu tinggal di bumi, sedangkan yang lainnya dibawa ikut dalam
perjalanan ke ruang angkasa dengan kelajuan v, kemudian kembali ke bumi. Biasanya lonceng diganti dengan sepasang anak kembar yaitu A dan B. Setelah mereka berumur 20 tahun, si kembar A
pergi mengembara ke ruang angkasa dengan kelajuan v = 0,8c ke suatu bintang yang berjarak 20 tahun cahaya, kemudian ia
kembali ke bumi atau setara dengan 9,46.1015 m. Menurut si B, A telah kembali setelah pergi selama 50 tahun ( t0=2L/V
= 40c/0,8c = 50 tahun). Sedangkan
menurut si A dia pergi selama 30 tahun. Jadi kini si A berumur 50 tahun dan si B
berumur 70 tahun. Aneh kan? Dimana letak
paradoksnya? Jika kita periksa
situasinya dari pandangan si A yang berada dalam roket, sedangkan B berada
dalam keadaan gerak dengan kealajuan 0,8c.
Jadi menurut si A dia telah berumur 70 tahun dan B berumur 50
tahun.
Pemecahan paradoks ini
bergantung dari asimetri kehidupa orang kembar itu. Kembar B selalu ada dalam kerangka acuan
inersial seluruh waktunya, sehingga B boleh memakai rumus pemuaian waktu untuk
seluruh perjalanan A. Kembar A
sebaliknya, harus berubah dari satu kerangka inersial ke kerangka inersial lain
ketika A membalik arah roketnya, sehingga pemakaian rumus pemuaian waktu
berlaku saat a jenjauhi. Jadi
kesimpulannya, B yang benar, yaitu A akan lebih muda ketika ia kembali.
Contoh penerapan pemuaian waktu:
1. Sebuah roket melaju dengan kecepatan v,
loncengnya berbunyi 1 detik terlambat dalam 1 jam relatif terhadap lonceng di
bumi. Berapa kecepatan roket tersebut?.
Jawab : lonceng di pesawat diam menurut pengamat
di pesawat, jadi to = 360 detik, sedangkan lonceng di pesawat
menurut pengamat di bumi bergerak, sehingga t = 3601 detik. Dengan menerapkan rumus pemuaian waktu :
= = 7,1.106
m/s
2. Sebuah meson terjadi karena tumbukan energi tinggi sebuah partikel sinar
kosmik di dalam atmosfir bumi 200 km di atas permukaan laut. Ia turun secara vertikal dengan kecepatan
0,99c dan berintegrasi 2,5.10-8 detik, setelah tercipta di dalam kerangka
sebenarnya. Pada ketinggian
berapa di atas permukaan laut ia diamati dari bumi akan berintegrasi?
Jawab :
2,5.10-8 adalah waktu menurut meson sendiri, jadi to
= 2,5.10-8 dt
= 1,8.10-7 detik
Jarak turun dari
tempat terciptanya meson adalah
S = c.t = 0,054
km
Jadi tinggi
tempat terjadinya integrasi dari permukaan laut adalah
200 – 0,054 =
199,946 km.
1.3. Efek Doppler
Di SLTA kita telah mempelajari Efek dopler tentang bunyi, dimana pertabahan
tinggi nada terjadi, jika sumber bunyi mendekati kita, dan menurun jika sumber
bunyi menjauhi kita atau kita menjauhi sumber bunyi, hal ini dirumuskan dalam
persamaan
(1.2)
= frekuensi pengamat, = frekuensi sumber
C = kelajuan bunyi,
V = kelajuan sumber, v = kelajuan
pengamat
v + (positif), jika ia bergerak ke arah sumber
dan sebaliknya.
V + (positif), jika
ia ke arah pengamat dan sebaliknya.
Kita dapat mengalisa efek Doppler
cahaya dengan memandang sumber
cahaya sebagai lonceng berdetik kali per sekon dan
memancarkan cahaya pada setiap tik. Ada
beberapa persamaan efek doppler untuk cahaya yaitu:
, dengan dalam kerangka acuan
pengamat. Jadi frekuensi yang teramati adalah :
= (1.3)
2.
Pengamat
menjauhi sumber cahaya.
Pengamat menempuh jarak vt menjauhi sumber antara dua tik. Hal ini berarti cahaya dari suatu tik
tertentu mengambil waktu vt/c lebih panjang untuk sampai kepadanya dibandingkan
sebelumnya. Jadi total waktu antara
kedatangan gelombang yang berurutan adalah
T = t + =
T = , sehingga frekuensi yang teramati
(1.4)
3.
Pengamat
mendekati sumber cahaya
Dengan cara yang
sama pada langkah 2 adalah
T = t - =
T = , sehingga f rekuensi
yang teramati
(1.5)
Contoh soal
1. Sebuah pesawat angkasa yang menjauhi bumi
pada kelajuan 0,97c memancarkan data dengan laju 104 pulsa/s. Pada laju berapa data itu diterima?
Jawab : Pesawat menjauhi bumi/pengamat, berarti
= = 1,23.103
pulsa/s
1.4.
Pengerutan
Panjang
Pengerutan relativistic dari jarak merupakan contoh umum dari pengerutan
panjang Lorentz-FitzGerald dalam arah gerak:
(1.6)
balik.terhadap orang dalam roket, benda di Bumi terlihat lebih pendek
dibandingkan dengan yang diamatinya jika ia berada di Bumi dengan factor sama dengan faktor
memendeknya roket itu terhadap orang di Bumi. Panjang proper dalam kerangka diam merupakan panjang maksimum yang dapat
teramati. Hanya panjang dalam arah gerak yang berlaku dalam pengerutan. Jadi
bagi pengamat dalam roket pesawat tadi lebih pendek dibandingkan bila ia
melihatnya dari Bumi, namun tidak terlalu dekat.
Contoh :
Seorang pengamat
berdiri pada peron stasiun ketika sebuah kereta api modern bercepatan tinggi
melewati stasiun dengan laju 0,6c.
Pengamat itu mengukur ujung-ujung peron terebut yang panjangnya 45 m
tepat segaris dengan ujung-ujung peron tersebut.
1.
Berapa
lama pengamat di peron melihat kereta itu melewati suatu titik tertentu pada
peron?
2.
Berapa
panjang sebenarnya kereta tersebut?
3.
Berapa
panjang peron menurut pengamat dalam kereta?
4.
Berapa
lama diperlukan sutu titik pada peron untuk melewati panjang kereta secara
penuh, menurut pengamat dalam kereta?
5.
Bagi
pengamat dalam kereta, ujung-ujung kereta tidak akan secara simultan segearis
dengan ujung-ujung peron. Carilah selang
waktu antara ujung depan kereta segaris dengan salah satu ujung peron dan ujung
belakang kereta segaris dengan ujung peron yang lain.
Jawa :
1. Untuk melewati suatu titik tertentu, kereta
api harus menempuh jarak
sepanjang kereta itu meneurut pengat pada
peron,
2. Pengamat di peron mengukur kereta yang sedang
bergerak, maka panjang
kereta yang sebenarnya adalah
= , maka = 56,25 m
3. Pengamat dalam kereta mengamati peron
mempunyai panjang terkontraksi
Panjang sebenarnya adalah = 45 m, maka = 45.0,8 = 36m
4. Karena panjang kereta adalah 56,25 m, maka
5. Selang waktu antara ujung depan kereta
segaris dengan salah satu ujung peron dan ujung belakang kereta segaris dengan
ujung peron lainnya, maka jarak tersebut adalah panjang kereta sebenarnya –
panjang peron = 20,25, jadi selang waktunya adalah :
1.5.
Transformasi
Lorentz
Bayangkan bahwa
kita berada pada kerangka acuan S, dalam waktu t kita berada dalam sistem
koordinat (x,y,z). Pengamat yang berada
pada kerangka acuan lain S’ bergerak terhadap S dengan kelajuan
tetap v dalam waktu t’ berada dalam sistem koordinat (x’,
y’, z’). Kecepatan v searah dengan sumbu x.
S S’
y y’ v
x x’
z z’
Jika waktu
kedua system diukur dari saat ketika titik asal S dan S’ berimpit,
pengukuran dalam arah x yang dilakukan S akan melebihi yang di S’
dengan vt, yang menyatakan jarak yang ditempuh S’ dalam arah x, jadi
dan Transformasi Galilei (1.7)
Dengan melakukan
diferensial x’, y’,
dan z’ terhadap waktu, maka
(1.8)
(1.9)
(1.10)
Transformasi
kecepatan di atas melanggar postulat relativitas khusus. Coba anda cari letak pelanggarannya!
dan x’
adalah
, dengan faktor pembanding (1.11)
yang tidak
bergantung pada x dan t
Karena persamaan
fisika harus berbebtuk sama dalam kedua kerangka S dan S’, kita
hanya memerlukan beda tanda v, sehingga persamaan di atas menjadi
(1.12)
Walaupun demikian
koordinat t dan t’ tidak sama.
Kita dapat melihat hal ini dengan mensubsitusikan x’ yang
didapat dari persamaan
dan sehingga diperoleh
, dari persamaan ini kita dapatkan
(1.13)
Postulat kedua
dari relativitas memungkinkan kita untuk mencari k. Pada saat t = 0 titik
kerangka kedua S dan S’ berada pada tempat yang sama, menurut
persyaratan awal, maka t’ = 0 juga dan pengamat pada masing-masing
koordinat meneruskan pengukuran kelajuan cahaya yang memancar dari titik
itu. Kedua pengamat harus mendapatkan
kelajuan yang sama yaitu c, yang berarti bahwa dalam kerangka acuan S
sedangkan kerangka S’ diperoleh
(1.14)
Dengan
mensubsitusikan x’ dan t’ dalam persamaan dengan pertolongan
persamaan dan , maka diperoleh
, dan dengan mencari x,
=
Dengan demikian
persamaan , kuatitas dalam kurung sama dengan 1, maka persamaan
tersebut menjadi:
= 1, dan , dari persamaan ini kita akan memperoleh transformasi
Lorentz yaitu
(1.15)
(1.16)
1.6. Penjumlahan kecepatan
Masih ingat
dengan postulat relativitas khusus tentang kelajuan cahaya dalam ruang
hampa? Kelajuan cahaya dalam ruang hampa
sama untuk semua pengamat tak bergantung dari gerak relatifnya, yaitu c (3.108
m/s). Tetapi menurut teori Newtonian (mekanika klasik)
mengatakan bahwa v = v1 + v2. Menurut akal sehat, hal tersebut ada
benarnya. Misal seorang anak naik kereta
api dengan kelajuan 40 m/s, di dalam kereta anak tersebut menyala lampu center
(kecepatan cahaya c = 3.108 m/s), maka kecepatan cahaya tersebut
adalah c + 40, hal ini bertentangan dengan postulat di atas. Lantas dimana
keberlakuan teori mekanika klasik dan teori Einstin? Dan apa perbedaan dari ke dua teori tersebut? Untuk mari kita tinjau sesuatu yang bergerak
relatif terhadap ke duanya S dan S’.
Pengamat di S mengukur
ketiga komponen kecepatan
, , (1.17)
Sedangkan
pengamat di S’ mendapatkan
, , (1.18)
Dengan
mendefrensial persamaan transformasi lorentz balik untuk x, y, z dan t, maka diperoleh
, sehingga
= =
(1.19)
, (1.20)
(1.21)
Atau
(1.19)
Dengan = kecepatan benda 2 relatif terhadap pengamat yang diam
= Kecepatan benda 1 relatif terhadap benda 2
= kecepatan benda 2 relatif terhadap benda 1
Contoh soal
:
Pesawat angkasa amerika berkelajuan 0,9c terhadap bumi. Jika pesawat angkasa Rusia melewati pesawat
angkasa Amerika dengan kelajuan relatif 0,5c.
Berapakah kelajuan pesawat Rusia terhadap bumi? a). Menurut mekanika klasik, b).
Menurut Einstein
Jawab: a).
Menurut mekanika klasik V = 0,9c
+ 0,5c = 1,4c tak mungkin
b). Menurut Einstein = = 0,965c
Jadi pesawat rusia harus
berkecepatan 0,965c terhadap buni, agar ia
mempunyai kecepatan 0,5c
relatif terhadap pesawat amerika.
Uji Kompetensi 1
1.
Suatu
partikel berumur 10-7 s ketika diukur dalam keadaan diam. Berpa jauh partikel itu bergerak sebelum
meluruh, jika kelajuannyya 0,99c ketika partikel tersebut tercipta.
2.
Seorang
astronot meroket dengan kecepatan 0,8c waktu itu astronot melihat jamnya
sendiri seudah 1 jam. Berapa jam menurut
pengamat di bumi?
3.
meson
mempunyai umur rata-rata 2.10-6 s, bila diukur oleh pengamat
diam. Berapa umur rata-rata meson itu
bila di ukur oleh pengamat yang melihat meson itu bergerak dengan kecepatan
0,8c?
4.
Dua
anak kembar A dan B, A pergi berkelana dengan pesawat ruang angkasa ke suatu
planet. Jika pesawat dapat bergerak
dengan kecepatan 0,98c, berapa usia A, jika usia B di bumi 80 tahun.
5.
sebuah
pesawat terbang bergerak dengan kecepatan 600m/s. Setelah berapa hari menurut jam di bumi
berbeda 10-6 s? (di
bumi dan di pesawat perbedaan selang waktu 10-6 s) atau t – to
= 10-6 s.
6.
Seorang
mahasiswa fisika diuji oleh seorang dosen, sementara mahasiswa mengerjakan
soal, dosen bergerak ke angkasa dengan kecepatan 0,6c relatif terhadap
mahasiswa. Dosen memberi kedipan cahaya
kepada mahasiswa bahwa ujian sudah 1 jam.
Berapa lamakah mahasiswa mengerjakan soal ujian tersebut menurut
mahasiswa sendiri?
7.
Suatu zarah muon yang terbentuk pada lapis teratas atmosfir bergerak
secara vertikal menuju permukan bumi dengan kecepatan v = 0,99c. Massa tak gerak muon adalah 54 Mev/c2. Usia muon tersebut 2,22 mikrosekon dalam
kerangka koordinat acuannya sendiri. Hitunglah:
a.
Usia zarah itu dalam kerangka
acuan seorang pengamat di permukaan
bumi.
b.
Tebal
atmosfir yang melewati muon, menurut kerangka acuan muon.
c.
Jarak tempuh zarah yang terukur
oleh pengamat termaksud dalam butir a.
d.
Energi
total muon yang terukur oleh pengamat termaksud dalam butir a.
8.
Sebuah tongkat panjangnya 2 m membentuk sudut 60o terhadap
sumbu x. Berapa panjang batang tersebut
jika ia bergerak sejajar sumbu x dengan kecepatan 0,6c. Hitung pula sudut yang dibentuk dengan sumbu
y.
9.
sebuah batang tegang homogen panjangnya 1,6 m menurut pengamat
bergerak. Batang itu membentuk sudut 60o
terhadap sumbu x. Berapa panjang batang
itu menurut pengamat yang diam, jika batang tersebut bergerak kecepatan 0,8c?
10. Dua pesawat angkasa A dan B berjalan
beriringan. Kecepatan A = 0,8c terhadap
B, dan kecepatan B = 0,6c terhadap pengamat yang berada di bulan. Berapa kecepatan A menurut pengamat di bulan
?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar